Prediksi BKKBN, Penduduk Indonesia Tahun 2030 Capai 345 Juta Jiwa
Gambar Ilustrasi : Demografi penduduk Indonesia |
JATILUHUONLINE.id. JAKARTA - Badan Kependudukan dan. Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) memperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2030 mendatang bisa sebanyak 345 juta jiwa atau bahkan lebih.
Plt Kepala BKKBN Ambar Rahayu mengakui, populasi dan pertumbuhan penduduk Indonesia masih tinggi. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), pertumbuhan atau laju penduduk Indonesia dari tahun 1980 sampai tahun 2000 terlihat sangat signifikan.
Plt Kepala BKKBN Ambar Rahayu mengakui, populasi dan pertumbuhan penduduk Indonesia masih tinggi. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), pertumbuhan atau laju penduduk Indonesia dari tahun 1980 sampai tahun 2000 terlihat sangat signifikan.
Kemudian, berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 sampai 2010,
ternyata angka pertumbuhan itu tidak bisa diturunkan sesuai proyeksi
mereka yaitu 1,2 persen per tahun. Angka tersebut justru naik dari 1,45
persen menjadi 1,49 persen.
“Padahal, kalau mengikuti proyeksi kami, laju pertumbuhan penduduk di
tahun 2030 hanya 288 juta jiwa. Namun, kalau pertumbuhannya tidak
sesuai proyeksi maka tidak menutup kemungkinan jumlah penduduk Indonesia
nanti pada tahun 2030 mencapai 345 juta jiwa atau lebih dari itu,”
katanya, saat pemaparan di FP 2020 Indonesia Country Committee, di
Jakarta, Selasa (21/4).
Ia menambahkan, perkiraan pertumbuhan penduduk ini bisa dilihat dari
perubahan struktur perubahan penduduk Indonesia berdasarkan sensus
penduduk tahun 1961,1971,1980,1990,2000, dan 2010. Dalam data sensus
tahun 1960, terlihat jumlah penduduk usia muda sangat banyak jumlahnya.
Namun ketika era tahun 2010 yang terjadi adalah bahwa jumlah usia tua
semakin banyak.
“Sementara kita juga menghadapi tantangan tambahan penduduk muda antara 0-14 tahun ini yang jumlahnya tinggi,” ujarnya.
Belum lagi ketika melihat angka fertilitas di Tanah Air yang tidak
banyak berubah. Diakui Ambar, memang angka fertilitas di Indonesia
pernah turun antara tahun 1991-2002 yaitu dari tiga kelahiran per wanita
menjadi 2,62 per wanita.
“Namun setelah itu angkanya stagnan di 2,6 kelahiran per wanita,” katanya.
Tingkat fertilitas yang cenderung tetap ini sesuai dengan pemakaian
kontrasepsi yang hanya sekitar 0,5 persen antara 2007-2012. Alat
kontrasepsi seperti suntik dan pil cenderung terus meningkat
pemakaiannya. Sementara untuk mempromosikan pemakaian kontrasepsi jangka
panjang yaitu IUD yang warna hijau cenderung terus menurun.
Ia menceritakan, saat produk ini keluar, penggunanya masih 13 persen.
Namun pada 2012 lalu, pengguna IUD turun menjadi 3,9 persen. Padahal,
kata dia, kalau mau menurunkan angka fertilitas dari 2,6 kelahiran per
wanita menjadi 2,1 kelahiran per perempuan maka seyogyanya pemakaian
kontrasepsi bisa bertambah minimal satu persen setiap tahun.
Diakuinya, persoalan seperti ini menjadi tantangan. Untuk
menyelesaikan masalah ini, kata dia, pemerintah pusat akan melakukan
upaya-upaya,diantaranya berencana mewajibkan memberi alat kontrasepsi. [rol, antara] (*)
0 Response to "Prediksi BKKBN, Penduduk Indonesia Tahun 2030 Capai 345 Juta Jiwa"
Posting Komentar