Jokowi: Nanti kita paksa, supaya rumah sakit swasta terima BPJS
Presiden Jokowi menyerahkan KKS kepada warga, di Desa Taman Martani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Kamis (4/5) pagi. Gambar [republika] |
JATILUHURONLINE.id - SLEMAN, Presiden Jokowi berjanji akan memaksa rumah sakit
swasta untuk bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Sehingga ke depannya tidak ada
lagi warga yang ditolak saat berobat ke rumah sakit.
Jokowi mengakui masih banyak rumah sakit swasta yang belum
bekerjasama dengan BPJS. "Nanti kita paksa, supaya rumah sakit swasta
terima BPJS," katanya saat membagikan 'kartu sakti' di kantor Desa
Tamanmartani, Sleman, Senin (4/5).
Jokowi pun meminta agar masyarakat menggunakan Kartu Indonesia Sehat
(KIS) digunakan sebaik-baiknya. Ia menyarankan berobat ke Puskesmas
untuk penyakit ringan seperti flu dan batuk. Baru jika penyakitnya
berat, masyarakat bisa berobat ke RS dengan memggunakan KIS.
Jika ada rumah sakit yang menolak pasien, Jokowi mengimbau agar
masyarakat laporkannya ke Kementerian Kesehatan. "Kalau ada yang menolak
pasien nanti saya lapor ke Pak Gubernur. Agar dicabut saja izinnya,"
tutur Jokowi.
Menurut Menteri Koordinator Pengembangan SDM dan Kebudayaan, Puan
Maharani pembagian kartu sakti meliputi KIS yang dibagikan kepada 4415
warga, Kartu Indonesia Pintar (KIP) sebanyak 1216, Kartu Keluarga
Sejahtera 1806. "Ini adalah pembagian yang kedua kalinya, setelah
tanggal dua Desember lalu," ujar Puan.
Adapun besaran dana KKS yang diterima per-KK adalah Rp 600 ribu per
tiga bulan. Pencairannya dapat dilakukan di Kantor Pos daerah. Sedangkan
KIP, Rp 450 ribu untuk SD, Rp 750 untuk SMP, dan satu juta untuk SMA.
Jokowi pun kembali menegaskan agar KIP benar-benar digunakan untuk
keperluan sekolah. "Jangan dipakai untuk beli pulsa ya," pesan Jokowi
pada anak-anak penerima KIP.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Sleman, Arif Haryono. Menurutnya dana KIP hanya diperuntukkan
bagi perlengkapan sekolah, seperti tas, sepatu, alat tulis, dan buku
suplemen belajar.
"Ini kan berbeda dengan BOS. Kalau KIP yang menerima langsung
siswanya," ujar Arif. Maka itu, ia meminta, agar orang tua siswa pun
turut mengingatkan hal tersebut pada anak-anaknya. [rol/*]
0 Response to "Jokowi: Nanti kita paksa, supaya rumah sakit swasta terima BPJS"
Posting Komentar