Tradisi tato suku dayak
Tradisi tato yang turun temurun sejak nenek moyang suku dayak |
JATILUHURONLINE - BUDAYA, Tato atau rajah tubuh yang dulu asosiasinya selalu dikaitkan dengan
dunia preman kini mulai digemari oleh berbagai kalangan baik itu
laki-laki maupun perempuan. Tengok saja misalnya artis Tora Sudiro yang
menato hampir sekujur badannya. Maka asosiasi tato yang semula begitu
kental dengan dunia premanisme pun sekarang berubah menjadi sebuah karya
seni tubuh yang indah.
Tetapi tahukah anda bahwa di kalangan suku Dayak, tato memiliki makna
tersendiri yang sangat jauh dari kesan jok jagoan, atau sekedar
gaya-gayaan apalagi sekedar untuk hiasan tubuh? Tato yang dibuat secara
tradisional menggunakan duri dari pohon jeruk (seiring perkembangan
zaman, sekarang menggunakan beberapa buah jarum sekaligus yang dikaitkan
pada sebilah kayu) dengan tinta berupa jelaga yang di campur garam ini
bagi masyarakat suku Dayak merupakan bagian dari tradisi, religi, bahkan
untuk mencirikan tinggi rendahnya status sosial seseorang dan bisa pula
sebagai bentuk penghormatan suku terhadap kemampuan seseorang.
Meskipun setiap sub suku Dayak memiliki aturan dan motif yang
berbeda-beda satu sama lain tapi tujuan pembuatan tato sendiri
sebenarnya memiliki kesamaan secara religi yaitu berfungsi sebagai obor
atau penerangan dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadian,
setelah kematian. Jadi, semakin banyak tato yang terdapat di tubuh
seseorang maka semakin teranglah jalan menuju alam keabadian itu.
Walaupun begitu, bukan berarti setiap orang bisa membuat tato semaunya
di tubuh mereka karena bagi masyarakat Dayak tato tidak di bisa buat
sembarangan. Ada aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi sebelum
seseorang membuat tato di tubuhnya, seperti pilihan motif tatonya, dan
juga penempatan tato dibagian tubuh. Orang yang akan di tato tidak bisa
asal memilih motif yang diinginkannya maupun bagian tubuh yang mana yang
ingin ia tato karena sebelumnya harus terlebih dahulu tunduk pada
aturan-aturan adat. Setiap sub suku di Dayak memiliki aturan-aturan
tersendiri mengenai tato. Bahkan ada pula sub suku Dayak yang tak
memiliki tradisi tato sama sekali.
Di bawah ini saya uraikan secara singkat beberapa motif yang biasa di
pakai oleh sub suku Dayak untuk tato mereka berikut hal apa saja yang
harus dilakukan orang yang bersangkutan sebelum mendapat motif tato
tersebut.
Dayak Kenyah dan Dayak Kayan (Kalimantan Timur)
Bagi kedua sub suku ini banyaknya tato yang ada di tubuh mereka adalah
berbanding lurus dengan seberapa jauh dan seringnya mereka mengembara.
Dan karena setiap kampung memiliki motif tato yang beragam maka bila
banyaknya motif ragam tato yang menempel di tubuh mereka itu artinya
yang bersangkutan telah mengembara cukup jauh. Pengembaraan yang
dilakukan oleh suku ini biasanya dilakukan dengan berjalan kaki dan
dalam waktu yang bisa berbulan-bulan karena mengingat jauhnya jarak
antar kampung yang ada di wilayah Kalimantan. Sedangkan Di kalangan
masyarakat dayak Kenyah, motif yang lazim untuk kalangan bangsawan
(paren ) adalah burung enggang yakni burung endemik Kalimantan yang
dikeramatkan.
Pada suku Kayan tidak hanya laki-laki yang bisa memiliki tato tapi
perempuan pun lazim memilikinya di tubuh mereka. Tapi berbeda dengan
laki-laki yang biasanya harus mengembara terlebih dahulu dan tato adalah
sebagai bentuk penghargaan atas apa yang telah dilakukannya, maka pada
tubuh perempuan (Biasanya di kaki, paha, atau tangan) suku Dayak Kayan
tato ini lebih bermotif religius, ada tiga macam tato yang biasanya
disandang perempuan suku Kayan, antara lain tedak kassa, yakni meliputi
seluruh kaki dan dipakai setelah dewasa. Tedak usuu, tato yang dibuat
pada seluruh tangan dan tedak hapii pada seluruh paha.
Suku dayak kenyah |
Sementara di suku Dayak Kenyah, pembuatan tato pada perempuan dimulai
pada umur 16 tahun atau setelah haid pertama. Untuk pembuatan tato bagi
perempuan, dilakukan dengan upacara adat disebuah rumah khusus. Selama
pembuatan tato, semua pria tidak boleh keluar rumah. Selain itu seluruh
keluarga juga diwajibkan menjalani berbagai pantangan untuk menghindari
bencana bagi wanita yang sedang di tato maupun keluarganya.
Bagi perempuan Dayak memiliki tato dibagian paha status sosialnya sangat
tinggi dan biasanya dilengkapi gelang di bagian bawah betis. Tato
sangat jarang ditemukan di bagian lutut. Meski demikian ada juga tato di
bagia lutut pada lelaki dan perempuan yang biasanya dibuat pada bagian
akhir pembuatan tato dibadan. Tato yang dibuat diatas lutut dan
melingkar hingga ke betis menyerupai ular, sebenarnya anjing jadi jadian
atau disebut tuang buvong asu.
Dayak Iban
Adapun bagi Dayak Iban, kepala suku beserta keturunanya ditato dengan
motif sesuatu yang hidup di angkasa. Selain motifnya terpilih, cara
pengerjaan tato untuk kaum bangsawan biasanya lebih halus dan sangat
detail dibandingkan tato untuk golongan menengah ( panyen ).
Suku dayak iban |
Disamping ketiga sub suku Dayak di atas sebenarnya masih ada motif tato
lainnya yang antara lain motif tato yang berkaitan dengan kebiasaan
mengayau (Memenggal kepala) dalam satu peperangan. Tapi karena kebiasaan
mengayau ini sudah tidak lagi dilakukan maka motif-motif seperti ini
hampir tak pernah lagi di pakai. Dan atau tradisi tato bagi suku Dayak
yang bermukim di perbatasan Kalimantan - Serawak, mereka menato
jari-jari tangan mereka sebagai ciri bahwa suku tersebut ahli dalam hal
pengobatan. Maka jika anda melihat banyak tato di sekitar tangan mereka
maka itu bisa dipastikan bahwa yang bersangkutan sangat ahli dalam hal
pengobatan. [arsipbudayanusantara/*]