Gua Peningalan Jepang, Potensi Wisata Purwakarta Yang Terlupakan
Gua Jepang, Penginggalan zaman penjajahan Jepang yang di bangun pada 1942 di Kecamatan Kiara Pedes, Kabupaten Purwakarta. |
Purwakarta, Jatiluhuronline.com - Menempuh perjalanan jauh, tak terasa sudah lebih dari
30 kilometer kendaraan ini melesat dari Purwakarta. Perjalanan ke arah
tenggara saya lalui dengan kondisi jalur yang mulus melewati Situ
Wanayasa serta alun-alunnya yang bersejarah. Saya memenuhi janji de ngan
seorang pria asal Wanayasa, Mang Ade (45 tahun) namanya. Mang Ade
seharihari berburu babi hutan. Sesekali berdagang di sekitar Situ
Wanayasa.
Mang Ade berniat mengantarkan saya ke sebuah
peninggalan bersejarah yang sudah jarang lagi dijamah. Tak jauh dari
kediamannya, ditemukan sebuah gua buatan pada 2007. Gua ditemukan tak
sengaja saat seseorang sedang mengejar landak hutan.
Masyarakat
menamakannya Gua Jepang, seperti yang dikisahkan beberapa orang yang
mengaku turut andil dalam pembuatan goa yang dibangun pada 1942.
Mang
Ade tak banyak bicara. Ia menunjukkan saya sebuah jalan sempit,
kira-kira tiga kilometer dari Situ Wanayasa. Lokasi ini berada di
Kampung Pasirmuncang, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes. Ini
mendekati lereng Burangrang.
Melalui jalan rusak berkerikil,
tibalah kendaraan kami untuk parkir di sebuah halaman luas di kebun
warga. Perjalanan dilanjutkan menyusuri jalan setapak.
Menembus
semak belukar, sesekali medan terjal, tanjakan maupun turunan.Setengah
jam perjalanan, tibalah kami di mulut gua yang dibuat hanya setinggi
satu meter. Gua ini terlihat basah, baik din ding, langit-langit, maupun
bagian dasarnya. Dengan kondisi ini, tak mengherankan ketika Mang Ade
melarang kami memasuki gua ketika musim hujan.
"Siapa yang bertanggung jawab kalau kita tertimbun di dalam," ujarnya.
Kondisi
gua seperti belum rampung.Gua Jepang masih beratapkan dindingdinding
dari tanah yang belum dihaluskan.Bagian dasarnya becek dan tidak beratur
an. Sesekali, air menetes dari langit-langit.
Air tetesan itu
air tanah dari atas gua yang merupakan hutan berbukit.Sejarah dan cerita
sesepuh masyarakat setempat, Gua Jepang memang belum selesai. Jepang
keburu angkat kaki sebelum menyelesaikan gua persembunyian ini.
Dengan bantuan lampu senter sederhana, terlihat Gua Jepang berbentuk labirin dan memiliki beberapa kamar di dalamnya.
Mang Ade, yang mengaku telah menjejaki semua ruangan dalam gua, menyebut terdapat 13 kamar di dalamnya.
"Sementara, total panjang lorong gua bisa jadi mencapai dua kilometer menembus Wanayasa,"katanya menambahkan.
Ribuan
kelelawar tengah beristirahat di dalamnya. Selain suara berisik yang
bersa hut-sahutan, bau kotoran juga semerbak di seisi gua yang hanya
bertinggikan kurang dari dua meter.
Sejauh ini, Gua Jepang masih
dikelola secara swadana oleh masyarakat. Tak ada pungutan biaya, hanya
sebatas uang parkir bagi kendaraan para pengunjung. (*)
0 Response to "Gua Peningalan Jepang, Potensi Wisata Purwakarta Yang Terlupakan"
Posting Komentar