Windows Defender untuk Chrome dan Firefox
Gadget, Jatiluhuronline.com - Baru-baru ini, Microsoft telah mengembangkan dan menguji ekstensi Windows Defender Application Guard untuk Chrome dan Firefox yang diklaim mendapatkan perlindungan lebih baik untuk PC perusahaan.
Fitur ini erungsi melindungi PC dengan membuka halaman situs yang tidak terdapat di daftar situs terpercaya administrator di kontainer virtual.
Dilansir dari Engadget, fitur ini dapat mencegah penyerang memperoleh akses ke sistem perusahaan jika situs tersebut mengandung malware.
Fitur ini dapat diperoleh dan diunduh dari toko aplikasi masing-masing peramban, Windows Defender versi Chrome dan Firefox tanpa bantuan Edge.
Jika URL tidak terdaftar di daftar situs terpercaya, alamat situs akan diakses melalui sesi khusus di Edge. Namun, tautan yang diklik pada sesi terisolasi ini masih akan diluncurkan di peramban awal jika merupakan situs terpercaya.
Untuk menggunakan fitur ini, aplikasi pendamping Windows Defender dari Microsoft Store dan ekstensi khusus peramban harus terpasang di perangkat.
Masih dalam mode preview, saat ini hanya anggota Insiders yang dapat mengaksesnya, meski dilaporkan akan segera dirilis untuk lebih banyak pengguna setelah proses pengujian selesai.
Sebelumnya, Microsoft meluncurkan Software Development Kit (SDK) untuk developer game mobile, yang menyediakan berbagai fitur Xbox Live ke game di iOS dan Android.
Fitur-itur yang akan bisa diakses melalui perangkat iOS atau Android antara lain achievement, Gamescore, daftar teman, klub, hero stats, dan beberapa hal seperti pengaturan keluarga.
Sementara itu, Microsoft punya cara mengakali masalah yang muncul ketika komputer seseorang tidak kompatibel dengan update Windows 10. Mereka akan membuat fitur yang memungkinkan Windows 10 membatalkan "update bermasalah" tanpa campur tangan pengguna.
Fugsi fitur ini untuk mengatasi masalah kompatibilitas perangkat dengan versi terbaru dari Windows. khususnya jika masalah itu menyebabkan komputer tidak bisa dinyalakan.
Sementara itu, Microsoft melakukan survei terkait tingkat kepercayaan perusahaan terhadap teknologi kecerdasan buatan (AI).
Menurut survei yang dilakukan bersama dengan IDC Asia Pasifik pada 112 pemimpin bisnis dan 101 karyawan di Indonesia, hanya 14 persen pemimpin bisnis yang percaya AI akan menggantikan manusia. Angka ini menjadi lebih rendah di kalangan pekerja, dengan angka lima persen. (engadget/edcom/jto/AB)